Terapi Wicara Untuk Anak

Terapi wicara merupakan terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah bicara, khususnya pada anak. Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bicara dan mengekspresikan bahasa pada anak. Selain bahasa yang bersifat verbal, terapi ini juga melatih bentuk bahasa nonverbal. Terapi wicara sendiri mengembangkan dua hal untuk hasil yang optimal.

Hal yang pertama adalah mengoptimalkan koordinasi mulut agar dapat menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata. Olah mulut ini merupakan tahapan yang cukup penting. Tujuannya agar pasien bisa membuat kalimat lancar, artikulasi yang jelas, dan volume suara yang cukup. Hal yang kedua adalah mengembangkan pemahaman berbahasa dan upaya mengekspresikan bahasa.

Proses Terapi Wicara oleh Profesional

Terapi wicara bisa dilakukan, baik oleh terapis profesional di klinik terapi wicara maupun oleh orang tua sendiri di rumah. Bila ibu memutuskan untuk membawa Si Kecil ke terapi profesional, maka terapis akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab anak mengalami keterlambatan berbicara. Berikut beberapa pemeriksaan yang biasanya akan dilakukan oleh terapis wicara:

1. Pemeriksaan Mekanisme Mulut dan Sekitarnya

   Terapis akan melihat bentuk, kekuatan, dan pergerakan dari bibir, langit-langit, gigi, lidah, dan gusi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa faktor yang menjadi penyebab kelainan dalam berbicara bukan disebabkan oleh struktur dari alat berbicara tersebut.

2. Pemeriksaan Artikulasi (Pengucapan) Anak

   Tujuan pemeriksaan ini untuk menilai kemampuan anak dalam mengucapkan huruf-huruf konsonan dalam bahasa Indonesia. Biasanya, terapis akan menggunakan gambar atau tulisan yang mewakili konsonan tertentu.

3. Pemeriksaan Kemampuan Pemahaman dan Pengungkapan secara Verbal (Ekspresif)

   Misalnya dengan menanyakan “mana mulut?”, yang kemudian akan dijawab anak dengan cara langsung menunjuk mulutnya. Terapis juga akan bertanya “ini apa?”, kemudian anak dapat menjawab pertanyaan tersebut secara verbal. Umumnya, anak berusia 2 tahun sudah menguasai sedikitnya 300 kosa kata.

4. Evaluasi Suara

   Suara anak akan dilihat dari nadanya (pitch) biasanya dari rendah ke tinggi, kualitas (apakah suara serak), kekencangannya (loudness), dan resonansi (misalnya, sengau).

 

5. Evaluasi Kelancaran Berbicara

   Tujuannya adalah untuk menilai apakah anak gagap atau tidak.

6. Evaluasi Formal Pendengaran

   Meskipun pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh ahli THT, terapis wicara juga bisa melakukannya untuk mengetahui apakah masalah pada kemampuan bicara anak disebabkan oleh adanya gangguan pada pendengaran.

Selain untuk mengatasi gangguan kemampuan anak dalam berbahasa, terapi ini bisa diterapkan kepada anak-anak penderita penyakit tertentu, misalnya disfagia. Disfagia adalah gangguan saat mengunyah, menelan, batuk saat makan, tersedak ketika makan, dan susah menerima makanan.

Agar tidak terlambat, sebaiknya gangguan pada anak bisa diantisipasi orang tua lebih awal sehingga penanganan terapi wicara dapat dilakukan sedini mungkin. Misalnya, jika anak pada usia enam bulan belum bisa mengucapkan suara vokal maka sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter anak. Periksakan anak ke dokter jika Si Kecil belum bisa mengucapkan satu kata sederhana pun di usia 12 bulan atau ada hambatan lain pada tumbuh kembangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Buka WhatsApp
1
Butuh bantuan ?
care
Halo! Ada yang bisa kami bantu, Kak?